Rabu, 14 Mei 2014

MENGCAPTURE KESHOLEHAN PESERTA DIDIK (#Nyes momentum)

                                     
Pagi ini setibanya di ruang kelas, seperti biasa kukeluarkan, smartphoneku, kubuka aplikasi Al Quran untuk tahsin pagi. Ada target minimal yang harus dijaga untuk bacaan Al Quran setiap harinya. Kursi di teras depan kelas, tempat biasanya aku duduk sambil tarhib, menyambut anak-anak didikku yang baru berangkat sudah ada Ustadz Fahrul dengan mushaf Al Qurannya. Assistenku itu rupanya sudah datang terlebih dahulu mendahuluiku sehingga tugas tarhib langsung diambil alih.
Selesai menuntaskan bacaanku, terdengar nada beat box nada dering BBMku. Kugeser kuncian layar dan ternyata dari orang tua salah satu peserta didikku yang menanyakan Ulangan Harian. Setelah kubalas pesan tersebut, mataku tertumbuk pada sesuatu yang membuatku tertegun sejenak, merasa ringan dalam beberapa detik, hingga rasanya seperti terangkat melayang diudara, sebuah perasaan senang, bangga, dan haru mendominasi #Nyes momenku (kebalikan dari #jleb momen). Rasa mak #Nyes yang begitu menyejukkan itu sangat kunikmati dalam beberapa detik, dan serasa tidak mau segera berlalu. Sampai sebuah salam dari mulut mungil di hadapanku membuyarkan #Nyes momenku.
“Assalamualaikum, Ustadzah…” sebuah tangan mungil menjulur menunggu sambut jabatku.
“Wa’alaikum Salaam, Aurel” langsung kuraih tangannya dan kugenggam erat tak luput sejumput senyuman termanis.
Berikutnya terdengar sapa ceria.
“Assalamualaikum, Ustadzah Lia” Azhar menangkupkan tangan di depan dadanya sambil mengucapkan salam padaku.
“Wa’alaikum Salaam, nak” kutangkupkan tanganku didepan dadaku membalas salam Azhar.
Sejenak aku terlepas dari #Nyes momenku, namun sesaat kemudian aku kembali ke “rasa” itu. Rasa yang kudapatkan tatkala kubuka notifikasi BBMku dan kulihat sebuah status pada DP Wali muridku.
Begini bunyi statusnya “Kata mbak rara: Mah jangan foto mbak rara klo gag pake kerudung, itu aurat” disertai emoticon thumb up dan hug.  Subhanalloh. Ini adalah detik-detik di dalam masa hidupku dimana aku sedang menikmati kesolehan dari salah satu anak didikku. Rara adalah salah satu anak didikku yang pendiam dan tidak begitu ekspresif tetapi sangat pintar dan mudah menerima masukan positif. Banyak prestasi yang diraihnya, tanpa banyak bicara, dia berbicara dengan bukti, dengan perbuatannya.
Seorang anak usia kelas empat SD sudah sedemikian menghayatinya akan makna menutup aurat bagi wanita. Sehingga hal yang bagi kebanyakan orang masih “wajar” ketika anak kecil tidak berjilbab ketika di foto, keadaan yang demikian bisa membuat ia tak nyaman. Dan berani bersikap, serta berbicara untuk menyatakan sikapnya itu. Yang tentunya hal ini membuat hati Mamanya juga tersentuh sampai menuliskannya sebagai status BBM.
Dan meskipun aku bukan mamanya, aku turut berbangga. Sangat mungkin sikapnya itu bukan karena aku dan nasihatku, tetapi setidaknya setetes kebahagiaan tak ayal menghampiriku karena setidaknya aku turut mengisi hari-harinya dengan sedikit banyak nilai-nilai kebaikan.
Yang ada dipikiranku selanjutnya adalah, mengcapture status tersebut dan menyimpannya di ponselku. Tapi rasanya belum cukup, aku cukup termotivasi secara positif ketika membaca status wali muridku itu, maka tidak ada salahnya kalau aku mencoba berbagi dengan lainnya. Maka kutuliskan kisah disepenggal pagiku ini. Semoga membawa manfaat bagi semua.
Ya Rabb, semoga banyak Rara-Rara yang lainnya. Semoga banyak generasi-generasi penerus yang berkomitmen terhadap jalan-Mu ya Rabb.

(*catatan hari ini)


2 komentar:

  1. Hehe, jadi terharu ust. Sampai menitikan air mata mbacanya

    BalasHapus
  2. Terimakasih Mbak Nita,,, ditunggu kunjungan lainnya,,, yang edisi Al Mursalat belum banyak tulisannya,,,

    BalasHapus

Please leave your comment here

Translate