Pembelajaran
untuk Ananda tidak hanya didapatkan dari sekolah formal saja, tidak hanya
tentang materi dan kurikulum saja. Sangat mungkin mengajarkan hal-hal baik
kepada putra-putri kita dari lingkungan sekitar, dari hal-hal yang kecil bahkan
dari benda-benda yang keberadaannya hampir tidak terlihat dan cenderung diremehkan.
Berasal hal-hal kecil
yang dianggap kurang berarti inilah, justru banyak menumbuhkan sense of sensitifity pada diri
anak-anak. Kelak sense of sensifity
ini adalah bibit awal menumbuhkan rasa emphaty pada si buah hati. Dimana rasa
emphaty ini dianggap penting apabila kita menginginkan putra-putri kita tumbuh
dengan kepedulian sosial yang tinggi serta tidak tumbuh menjadi pribadi yang egois.
Salah satunya dengan mengajak
buah hati tercinta belajar dari tempat sampah. Loh kok tempat sampah? Kenapa harus tempat sampah yang menjadi bahan
pembelajaran untuk si buah hati dalam menumbuhkan emphaty?
Jangan salah tempat sampah ini sangat menarik, fungsinya sangat
penting dan vital bahkan sangat diperlukan eksistensinya dimanapun dan kapan
pun. Baik itu di gedung mewah, di ruangan berAC, di tempat umum terbuka, di
taman kota, di sekolah di sudut jalan raya, dimanapun kita akan dengan mudah
menjumpai wujud dari tempat sampah ini.
Pertama, belajar
tentang kebermanfaatan bagi sesama
Fungsi dari tempat sampah ini hanya satu yaitu menampung sampah
dan tetap menyimpan sampah didalamnya sampai ada petugas yang mengambil sampah
sehingga tempat sampah itu kosong lagi dan siap menampung sampah-sampah
berikutnya.
Namun Fungsi tempat sampah yang terlihat sangat sederhana itu
sebenarnya memiliki kegunaan yang sangat tinggi. Cara sederhana mengetahui
betapa berharganya sesuatu adalah dengan ketiadaannya, bayangkan saja apabila
tempat sampah itu tidak ada. Gedung semewah apapun akan terlihat kumuh dan
jorok jika sampah teronggok dimana-mana. Ruangan berAC tidak bisa mensiklus
udara segar, sehingga seluruh ruangan menjadi bau dan tidak nyaman.
Tempat-tempat umum terbuka, seperti taman kota, sudut jalan raya akan menjadi
tempat paling tidak nyaman dan tidak sedap dipandang mata apabila sampah
berserakan dimana-mana.
Kedua, belajar rendah hati dan tidak
menonjolkan diri
Akan tetapi yang paling menarik dari mengambil pembelajaran dari
tempat sampah ini bukanlah betapa penting keberadaan tempat sampah ini, namun
keberadaannya yang hampir tidak pernah diperhitungkan. Siapapun yang berada
disekitarnya hanya memandang sebelah mata dan menganggapnya bukan sebagai
sesuatu yang patut mendapat perhatian lebih. Siapapun pasti akan menganggapnya
sebagai sesuatu yang tidak penting.
Sampai seseorang kemudian mempunyai kebutuhan untuk membuang
sampah, maka baru ia mencarinya. Dan ketika orang-orang membuang sampahnya ke
dalam tempat sampah, maka tersenyumlah tempat sampah itu karena ia telah
memberikan kegunaan, dengan cara yang sangat sederhana. Begitu, dan
berulang-ulang terus begitu, tanpa kenal lelah, tanpa sedikitpun mengeluh.
Ketiga, belajar
menghargai
Ayah Bunda bisa sampaikan kepada Ananda meskipun tempat sampah
adalah benda mati, makhluk yang tidak bernyawa, namun mengingat keberadaannya
sangatlah bermanfaat bagi manusia, maka kita harus menghargainya.
Menumbuhkan emphaty lebih kepada buah hati tercinta melalui
media tempat sampah ini bisa juga dengan mengajak Ananda mengandaikan
seandainya ada manusia yang keadaannya seperti tempat sampah itu.
Tidak bisa dinafikkan jika dalam kehidupan nyata banyak manusia
yang senasib dengan nasibnya tempat sampah seperti yang digambarkan diatas. Maksudnya
keberadaaannya tidak pernah diperhitungkan, hanya dicari ketika dibutuhkan, dan
manfaatnya adalah hanya sebagai tempat membuang kekesalan atau tempat
mencurahkan unek-enek saja.
Kalau seandainya hal tersebut terjadi maka jangan pernah
bersedih, peran yang Allah berikan tidak akan pernah salah dan tertukar. Peran
itu khusus buat yang terpilih mengembannya, dan tidak bisa digantikan oleh
orang lain. Analoginya fungsi tempat sampah tidak bisa digantikan oleh
sahabat-sahabat dekatnya seperti sapu, sulak atau lap pel, semua sudah pas pada
porsi dan perannya masing-masing.
Setiap manusia juga mempunyai peran dan fungsi masing-masing
yang tidak bisa tergantikan oleh siapapun. Demikian tips parenting mengajarkan
emphaty kepada buah hati dengan belajar dari tempat sampah.
Artikel Terkait:
DESAIN KELAS SEBAGAI MOOD BOOSTER DALAM PEMBELAJARAN
TANTANGAN PENDIDIKAN ISLAM MASA KINI
GERAKAN SERU! SEMUA ADALAH GURU
MENGAJARKAN ANAK BERSOSIALISASI
MOMENTUM BULAN BAHASA GIATKAN BUDAYA LITERASI SEKOLAH
TANTANGAN PENDIDIKAN ZAMAN NOW
DESAIN KELAS SEBAGAI MOOD BOOSTER DALAM PEMBELAJARAN
TANTANGAN PENDIDIKAN ISLAM MASA KINI
GERAKAN SERU! SEMUA ADALAH GURU
MENGAJARKAN ANAK BERSOSIALISASI
MOMENTUM BULAN BAHASA GIATKAN BUDAYA LITERASI SEKOLAH
TANTANGAN PENDIDIKAN ZAMAN NOW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please leave your comment here