Senin, 06 Mei 2013

Tempat Sampah



            Loh kok tempat sampah? Kenapa tertarik mengangkat tempat sampah menjadi judul tulisan? Jangan salah tempat sampah ini sangat menarik, fungsinya sangat penting dan vital bahkan sangat diperlukan eksistensinya dimanapun dan kapan pun. Baik itu di gedung mewah, di ruangan berAC, di tempat umum terbuka, di taman kota, di sekolah di sudut jalan raya, dimanapun kita akan dengan mudah menjumpai wujud dari tempat sampah ini. Fungsinya hanya satu yaitu menampung sampah dan tetap menyimpan sampah didalamnya sampai ada petugas yang mengambil sampah sehingga tempat sampah itu kosong lagi dan siap menampung sampah-sampah berikutnya. Fungsinya yang terlihat sangat sederhana itu sebenarnya memiliki kegunaan yang sangat tinggi. Cara sederhana mengetahui betapa berharganya sesuatu adalah dengan ketiadaannya, bayangkan saja apabila tempat sampah itu tidak ada. Gedung semewah apapun akan terlihat kumuh dan jorok jika sampah teronggok dimana-mana. Ruangan berAC tidak bisa mensiklus udara segar, sehingga seluruh ruangan menjadi bau dan tidak nyaman. Tempat-tempat umum terbuka, seperti taman kota, sudut jalan raya akan menjadi tempat paling tidak nyaman dan tidak sedap dipandang mata apabila sampah berserakan dimana-mana.
            Akan tetapi yang paling menarik dari membahas tempat sampah ini bukanlah betapa penting keberadaan tempat sampah ini, walaupun sederhana tapi seandainya tidak ada akan mengacaukan segalanya. Yang menarik adalah walaupun tempat sampah ini sangat vital fungsinya tetapi eksistensinya hampir tidak pernah diperhitungkan. Siapapun yang berada disekitarnya hanya memandang sebelah mata dan menganggapnya bukan sebagai sesuatu yang patut mendapat perhatian lebih. Siapapun pasti akan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak penting, sampai ia kemudian mempunyai kebutuhan untuk membuang sampah, maka baru ia mencarinya. Dan ketika orang-orang membuang sampahnya ke dalam tempat sampah, maka tersenyumlah tempat sampah itu karena ia telah memberikan kegunaan, dengan cara yang sangat sederhana. Begitu, dan berulang-ulang terus begitu, tanpa kenal lelah, tanpa sedikitpun mengeluh. Sok tahu! darimana tahunya kalau tempat sampah itu tidak pernah lelah dan tidak pernah mengeluh? Helooow! Kita sedang membicarakan benda mati, rumus umumnya benda mati tidak bisa merasa apalagi mengeluh. Tetapi kalau mau membelokkan sedikit pembicaraan tentang tempat sampah ini menjadi bagaimana seandainya tempat sampah juga manusia (wah bisa jadi judul barunya Serius niy, eit, Candilnya dah keluar), baiklah, lanjut…
            Seandainya tempat sampah juga manusia, tidak bisa dinafikkan jika dalam kehidupan nyata banyak manusia yang senasib dengan nasibnya tempat sampah seperti yang digambarkan diatas. Jangan pernah bersedih, peran yang Allah berikan tidak akan pernah salah dan tertukar. Peran itu khusus buat yang terpilih mengembannya, dan tidak bisa digantikan oleh orang lain. Analoginya fungsi tempat sampah tidak bisa digantikan oleh sahabat-sahabat dekatnya seperti sapu, sulak atau lap pel, semua sudah pas pada porsi dan perannya masing-masing.
            Selepas senja hari ini, seperti biasanya kita berbincang-bincang lagi, bercerita tentang hari. wah kok ide nulisnya dari bincang selepas senja denganmu semua ya? Kalau dibukukan judulnya “Perbincangan Senja” kali yaaaaa,,,, ^_^’. Sebenarnya bukan tempat sampah yang menjadi topik pembicarakan kita. Tetapi kau mencoba berbagi hari-harimu denganku, masalah-masalah yang terjadi dikantormu. Curhatan-curhatan kolega-kolegamu, yang kesemuanya dicurahkan kepadamu hanya sebagai kebutuhan untuk didengarkan saja, bukan untuk mencari solusi, karena bisa jadi solusi akan datang dengan sendirinya ketika pokok permasalahan mulai dipahami. Menguraikan masalah adalah cara sederhana menemukan pemecahan masalah, kurang lebih begitulah. Dan disinilah kau memainkan peranmu sebagai “tempat sampah” dengan baik. Yang namanya sampah dimanapun selalu dikonotasikan sebagai barang yang tidak bagus, sudah tidak diperlukan oleh pemiliknya sehingga pantas untuk dibuang. Kau simpan sampah itu ditempatmu sehingga tidak berceceran kemana-mana, kau kosongkan isi tempat sampah pada tempatnya, sehingga kau siap menampung sampah-sampah berikutnya.
Semakin bertumbuh kekagumanku kepadamu. Peranmu sebagai pintu gerbang birokrasi sebagai protokoler pimpinan daerah, mau tidak mau menempatkanmu di posisi laiknya “tempat sampah” ini. Kuncinya adalah ketulusan, menempatkan diri sesuai peran dan porsinya, sisanya serahkan saja pada yang memberikan peran itu kepadamu. How you handle it, honey? How you can come over it? Kau mencoba menjelaskanku dengan sederhana, hingga aku mengerti, babe you know what? Satu benih telah bertumbuh lagi, tersemai subur di hatiku, karena kebajikanmu.
Dan kau pun menasihatiku, salah satu menghilangkan rasa kecewa pada orang lain yang sudah mengecewakan dan menyakiti kita adalah dengan cara sebut namanya dan doakan dia untuk kebaikannya. Maka bagaimana kita bisa terus menumbuhkan dan memelihara  emosi negatif di hati jika kita sudah mendoakan kebaikan untuknya. Karena tidak mungkin keburukan dan kebaikan keduanya berdiam dihati yang sama, pilih salah satu, jadikan sebuah keputusan untuk tidak pernah membenci.
            Bolehkan aku membuat kesimpulan? Ini adalah masalah bagaimana kita menempatkan diri pada fungsi dan perannya masing-masing dan menjalaninya dengan penuh ketulusan. Ngomong-ngomong soal tempat sampah, aku selalu bersedia menjadi “tempat sampahmu” kapanpun kamu membutuhkannya... ^_^’.

Notes: karena sedang membahas berkaitan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) agak-agak curcol dikit ah,,, aku hanya menjalankan tupoksiku, aku hanya merindu yang seharusnya kurindu, aku hanya menulis tentang siapa yang seharusnya kutulis, aku hanya mengisahkan kisahku, kalau ada yang keberatan, aku hanya bisa meminta maaf dan selalu mendoakan kebaikan... ^_^' ini tupoksiku,,,

Posting terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please leave your comment here

Translate