Sabtu, 18 Mei 2013

Suatu malam di masa kebersamaan kita



            Tiba-tiba saja aku menangis, air mataku tak henti-hentinya mengalir dari kedua sudutnya. Kau langsung merengkuhku ke dadamu dan bertanya kebingungan, tidak ada apa-apa tiba-tiba saja aku menangis. Padahal kita baru saja pulang dari makan malam diluar bersama sekeluarga. Semua pertanyaan yang kau ajukan semuanya kujawab dengan gelengan, tak satupun kata yang keluar dari mulutku untuk menjelaskan. Tak satupun. Kau pun mengambil telpongenggamku, barangkali aku menangis karena itu, telpon, sms, fb, twitter, detik tidak ada di riwayat hapeku yang menurutmu bisa menjelaskan kenapa aku harus menangis. Kau pun semakin bingung.
Kau makin kebingungan karena semalaman aku tak berhenti menangis bahkan ketika kau sudah tertidur. Kau tak pernah memaksakan apapun kepadaku, jadi ketika ku tak menjawabmu karena terlalu sibuk mengeluarkan air mata kau pun hanya memeluk dan menenangkanku. Mungkin air mata ini keluar tanpa pernah akan ada penjelasannya sampai kapan pun. Sampai kapan pun. Tidak kepadaku, tidak kepadamu, hanya Alloh yang tahu.
Di suatu malam di kebersamaan kita, (kata kakak temanku, Afifah Afra): Selimut malam telah tergelar. Opera malam dimulai. Tikus-tikus mengasah gigi. Maling-maling mengasah jampi. Dan penyair membait puisi… Dan aku menyesak isak yang sulit kuhentikan meski aku tak mau menangis. Air mataku terus mengalir hingga di penghujung malam. Air mata tanpa penjelasan…, kenapa harus keluar, dan tak kan pernah terjelaskan.
Disuatu malam di kebersamaan kita… cukup bagiku bahumu untuk kumenyandar dari rasa yang tak bisa kuhindar.
Disuatu malam di kebersamaan kita… kalau itu bukan dirimu kenapa air mataku terus keluar tanpa bisa kuhentikan.

#bingungdramatikstadiumempat#

WOW, Mr Jon!



Satu lagi prestasi ditorehkan oleh Al Irsyad Purwokerto di kancah international. Setelah belum lama ini memberangkatkan Ustadz Argo Suseno ke New Zeland sebagai perwakilan Indonesia dalam ajang perlombaan IT yang diselenggarakan oleh Microsof. Kali ini, Ustadz Nandar Sudjono, S.Pd (I use to call him Mr. Jon) terbang ke Lombok pada tanggal 5-6 April 2013 untuk mempresentasikan makalah pengembangan kurikulum miliknya.
Guru Bahasa Inggris SMP ini mendapat undangan presentasi setelah makalahnya yang berjudul “Curriculum and material development combined with local cultures (Pengembangan Kurikulum Bahasa Inggris Yang Dipadukan Dengan Kebudayaan Lokal Daerah) lolos seleksi.
Kegiatan bertajuk International Seminar Curriculum and material development ini diselenggarakan oleh Universitas Mataram, dengan menghadirkan duapuluh presenator yang seluruhnya dosen Perguruan Tinggi kecuali perwakilan dari SMP Al Irsyad Purwokerto. Tujuh diantaranya berasal dari Amerika dan tigabelas lainnya dari seluruh wilayah di Indonesia.
Seminar yang bertujuan untuk menemukan formulasi pengembangan kurikulum Bahasa Inggris (jenjang SD-SMP-SMA-Universitas) yang tepat untuk Indonesia ini menghadirkan pula tiga keynote speaker, yaitu: 1) Prof DR. H. Bambang Yuliyanto, M.Pd 2)Michael Kelley, Ph.D 3)Prof DR. Fabiola Kurnia, M.Pd.
Dalam kesempatan yang singkat ini Mr Jon menyampaika keprihatinan atas kondisi perilaku siswa yang cenderung meniru kebudayaan barat dan mengabaikan kebudayaan lokal sehingga implikasinya pada perilaku siswa yang jauh dari adat ketimuran.
Tentu pernyataan ini menjadi kontriversial karena sebagia peserta dan presentator adalah orang barat yang budayanya dikritik dalam makalah ini. Tidak heran bila antusisme peserta membuat Mr Jon harus menjawab pertanyaan jauh lebih banyak dibandingkan presentator lain. (sumber:Adzkia)

 Baca juga artikel lainnya:
Juara Lomba Cipta Puisi
Video Pembelajaran Multimedia
Satu Lagi Dari SD Al Irsyad 01
Siapa Cepat Dia Dapat 
Bahasa Adalah Jendela Ilmu
Special for Women Only 
Getarkan Dunia Dengan Al Quran  
Habbitforming dengan Veltikultur 
Pilkada lagi Pilkada lagi 
Aku Bisa Menyembelih Ayam Sendiri 
Sung Serrrr... 
Ke Desa Ini Baru Beda 
Jaket, Jaket Apa Yang Bisa Dimakan?
Mas Paul, Bukan Mister Paul

Kunjungi Website Resmi SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto  klik http://sdalirsyad01pwt.sch.id/

As Syatibi, Pejuang Akidah-Sunnah yang Ahli Bahasa


..............................................................................................................................................................................

Pengetahuan dan keilmuan Imam Asy Syatibi yang multi disiplin tersebut bukanlah barang asing dalam sejarah khazanah keilmuan kita. Sebut saja Imam Fakhruddin Ar Razii, Imam Al Ghozali, Ibnu Sina, Al Farabi atau juga sekelompok ilmuan dibawah payung Al Shafa dan sederet tokoh-tokoh lainnya yang menguasai berbagai bidang ilmu, baik itu ilmu fardu ‘ain maupun ilmu fardu kifayah.
Apa yang terjadi pada Imam As Syatibi tentulah tidak terlepas dari kehausan dan kecintaan beliau yang tidak medikotomikan dan mendualismekan ilmu. Hal ini terekam dalam ungkapan beliau sendiri dalam pengantar Al I’tisham, “…Sejak otakku terbuka dalam pemahaman dan jiwaku selalu terarah untuk menelaah semua ilmu, baik logika, syariah, ushul (pokok-pokok dalam agama) maupun furu’ (cabang-cabang dalam agama). Aku tidak pernah membatasi suatu ilmu tanpa ilmu yang lain dan tidak mengasingkan satu jenis ilmu dari jenis yang lain, sesuai dengan kebutuhan zaman dan kemampuan. Aku kerahkan segala kekuatan yang ada pada diriku, bahkan aku menenggelamkan diri dalam lautannya, sebagaimana menyelamnya orang yang pandai berenang. Aku maju ke medan peperangan sebagaimana seorang ksatria maju untuk berperang, hingga hampir saja aku binasa di tengah-tengah kedalaman ilmu, atau aku patah dalam kelembutannku, sebab hal itu terlalu besar bagi orang sepertiku” (Hidayatullah.com)

Translate